Sunday, August 9, 2009

Mitos dan Fakta Seputar Tidur

Benarkah orang tua tidur lebih sedikit dari anak-anak? Benarkah tidur siang berarti malas? Masalah tidur tak bisa dianggap remeh karena berdampak pada kualitas hidup seseorang. Berikut mitos dan fakta seputar tidur.

Mitos : Kualitas tidur menentukan umur seseorang
Fakta : Tidur merupakan sepertiga bagian dari kehidupan manusia. Yang terjadi saat tidur akan berdampak ketika seseorang bangun. Demikian pula sebaliknya, apa yang terjadi saat kita terjaga dapat berpengaruh saat tidur. Tidur mempengaruhi kualitas hidup seseorang, menentukan umur seseorang, dan berdampak pada kehidupan manusia. Contohnya, banyak kecelakaan lalu lintas disebabkan pengemudi yang mengantuk.

Tidur yang baik adalah tidur yang berkualitas baik. Kualitas tidur baik dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a. Lelap atau tidaknya tidur.
b. Frequent arrousal (sering terbangun di malam hari). Dalam hal ini bisa menyebabkan tubuh tidak segar.
c. Kadar oksigen dalam tubuh saat tidur. Saat tidur, terjadi pemulihan energi dan daya tahan tubuh, sel-sel kekebalan tubuh dibentuk, terjadi pembentukan sebagian hormon, seperti hormon pertumbuhan dan insulin.

Mitos : Kebutuhan tidur berkurang sejalan dengan bertambahnya usia
Fakta : Ketika masih kecil, pasti ada di antara kita yang pernah melihat kakek atau nenek yang sudah bangun sebelum subuh kemudian membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan yang lezat. Kesannya seolah-olah orang tua tidak membutuhkan tidur sebanyak orang dewasa lainnya.

Manusia butuh tidur 6-8 jam sehari. Sebenarnya, orang tua membutuhkan tidur sama banyaknya dengan orang dewasa lainnya. Pola tidur mereka sering terganggu karena mereka sering terbangun di malam hari. Kendati demikian, jumlah tidur yang mereka butuhkan tidak berkurang dengan bertambahnya usia. Jika para orang tua bangun lebih pagi dari orang muda, itu karena mereka tidur relatif lebih cepat.

Mitos : Minuman beralkohol membantu agar dapat tidur lebih baik

Fakta : Alkohol bukan cara tepat dan sehat untuk membantu agar tidur lebih baik. Orang yang sering mengonsumsi alkohol kualitas tidurnya rendah dan sering terbangun di malam hari (frequent arrousal). Terlalu sering terbangun di malam hari akan mengakibatkan badan tidak segar saat bangun tidur.

Mitos : Mendengkur tidaklah berbahaya
Fakta : Mendengkur memang mengganggu, apalagi untuk pasangan yang sudah menikah. Ciri khasnya, orang yang mendengkur tangan dan kakinya biasanya bergerak-gerak saat tidur.

Dalam beberapa kasus mendengkur memang tidak membahayakan tetapi pada kasus-kasus tertentu merupakan tanda gangguan Obstructive Sleep Apnea, yaitu gangguan tidur yang ditandai dengan terhentinya napas pada saat tidur yang disebabkan oleh menyempitnya jalan napas secara berkala saat tidur.

Pada sleep apnea, kandungan oksigen berkurang sehingga mengganggu otak dan mengakibatkan terganggunya memori yaitu cepat lupa. Pusat emosi di otak mengakibatkan lebih emosional, depresi, sedih. Tekanan darah naik, jantung membesar, dan lebih mudah terkena jantung koroner. Penderita sleep apnea juga cenderung mengalami impotensi (42 persen masalah disfungsi pada pria disebabkan gangguan tidur).

Mitos : Ada sesuatu yang tidak beres jika tidak ingat akan mimpi Anda
Fakta : Hal ini kurang tepat. Semua orang pasti pernah bermimpi, ada orang yang ingat akan mimpinya dan ada yang tidak ingat. Mimpi dapat terjadi pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement), yaitu dimana kondisi mata bergerak-gerak cepat. Pada fase ini, seseorang mungkin ingat mimpinya.

Sementara itu, pada fase tidur Non REM (kondisi mata tenang), seseorang tidak ingat atau tidak bisa cerita mimpinya. Ada orang yang sering bermimpi dan juga yang tidak. Orang yang berpenyakit jiwa, semisal sadistik, sering tidak mengalami mimpi.

Mitos : Saya akan baik-baik saja jika hanya tidur selama 4 atau 5 jam
Fakta : Memang betul ada orang-orang yang jumlah jam tidurnya hanya sedikit, yaitu hanya 4 atau 5 jam tidur di malam hari. Hal ini terkait dengan profesi orang tersebut.

Sebagian besar orang membutuhkan tidur selama 6-8 jam. Sehingga kecil kemungkinannya jika seseorang tidur dalam waktu yang relatif singkat tanpa mengalami gangguan kesehatan.

Tak jarang, pada hari libur kita bangun lebih siang dari biasanya. Jam biologis manusia dimulai saat bangun tidur. Jika jam biologis terganggu atau bergeser, akan mengganggu jam tidur berikutnya. Jam tidur manusia hanya boleh bergeser plus/minus 1 jam.

Misalnya, Anda setiap hari bangun jam 5. Jika ingin bangun lebih siang, tidak boleh lebih dari jam 6. Jika malamnya Anda begadang, sebaiknya tak bangun terlambat atau lebih dari jam 6.

Demikian juga sebaliknya. Jika terbiasa bangun jam 5 dan pada suatu ketika ingin bangun lebih awal, paling tidak Anda bangun jam 4. Tidak kurang dari jam 4. Kompensasinya, untuk mengganti waktu tidur yang kurang, Anda bisa tidur lebih awal atau tidur siang sebentar (tak lebih dari 30 menit).

Lama jam tidur sebenarnya relatif. Ahli di Jepang pernah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa orang yang tidur 6-8 jam sehari, umurnya lebih panjang. Pada kenyataannya, tak sedikit orang dengan jam tidur sedikit atau tidur lebih lama, tetap sehat.

Mitos : Pengidap insomnia hampir tidak pernah tidur
Fakta : Pengidap insomnia sering mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak tidur di malam hari. Walaupun begitu, "sama sekali tidak tidur" merupakan hal yang tidak mungkin. Bahkan dalam kasus yang parah, seorang pengidap insomnia dapat tidur di malam hari sekalipun untuk beberapa jam saja.

Ada dua jenis insomnia, pertama, primary. Dalam hal ini seseorang memang tidak bisa atau susah tidur. Kedua, insomnia yang ada penyebabnya, yaitu karena kencing melulu di malam hari, kaki kejang-kejang terus pada setengah bagian ke atas, atau sering kram di malam hari.

Ada juga kasus dimana kita kadang tak menyadari berapa lama kita tidur. Ada orang yang mengira ia tertidur hanya beberapa menit tapi ternyata terbangun beberapa jam kemudian.

Hal ini terjadi karena kita tidak menyadari jalannya waktu ketika kita tertidur. Ada beberapa orang yang yakin bahwa mereka sama sekali tidak tidur tiap malamnya. Lalu mereka dibawa ke laboratoriun tidur dan terbukti bahwa meski mereka berkata tidak tertidur semalaman, sebenarnya mereka tertidur selama 7 jam.

Mitos : Tertidur di siang hari berarti malas
Fakta : Tertidur di siang hari bukan berarti malas melainkan merupakan tanda kebutuhan fisiologis. Ada tiga sebab orang tertidur di siang hari. Pertama, depresi. Contohnya, Anda mendengarkan ceramah yang membosankan sehingga mengantuk dan tertidur. Kedua, tidak nyenyak tidur di malam hari. Ketiga, mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea.

Mitos : Tidur siang merupakan kebiasaan buruk
Fakta : Tidur siang mungkin diperlukan untuk beberapa orang karena ini menyangkut kebiasaan. Tidur siang boleh-boleh saja, agar tubuh lebih rileks dianjurkan kira-kira 30 menit. Tidak lebih. Karena terlalu lama tidur siang akan mengganggu jam tidur di malam hari.

Bagi orang yang susah tidur di malam hari, tidak dianjurkan tidur siang. Bagi yang berusia 50 tahun ke atas, tidur siang akan lebih terasa manfaatnya. Karena orang pada usia ini tidak bisa kerja terlalu lama, dalam arti harus ada jeda.

Mitos : Gangguan tidur tidak perlu diperiksakan ke dokter
Fakta : Tidak benar. Orang yang mengalami gangguan tidur perlu diperiksa di laboratorium tidur (sleep laboratory). Caranya, penderita akan direkam saat tidur dengan alat polisomnografi yang memonitor gelombang otak, napas pergerakan bola mata, denyut jantung, kadar oksigen darah, pergerakan tungkai, dada, dan perut. Kemudian dapat disimpulkan bagaimana kedalaman tidur orang tersebut.

Pemeriksaan tidur dianjurkan bagi penderita gangguan tidur seperti mendengkur, restless leg syndrome (kaki tak bisa berhenti bergerak), sleep apnea, epilepsi dengan bangkitan kejang saat tidur, dan anak gemuk, hiperaktif, serta malas belajar.

Mitos : Bagaimana saya tidur tidak mempengaruhi kesehatan saya
Fakta : Semakin banyak fakta yang memperlihatkan bahwa kesehatan secara menyeluruh sangat terkait dengan kualitas dan kuantitas tidur. Gangguan tidur yang spesifik seperti sleep apnea dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Tidur juga mempengaruhi suasana hati dan kesehatan mental. Sulit tidur berhubungan dengan obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan mempengaruhi rentang kehidupan anda. Oleh karena itu, pastikan Anda tidur yang cukup.


Konsultan : dr. Hermawan Suryadi, SpS
SUMBER: Nova

0 comments: