Monday, April 29, 2013

Orang Asing (Stranger)

 
Beberapa tahun setelah saya lahir, ayah saya bertemu dengan pendatang yang masih baru di kota kecil kami. Sejak awal, ayah amat terpesona dengan pendatang baru yang memikat ini dan dia mengundangnya untuk tinggal dalam keluarga kami. Orang asing ini dengan cepat diterima dan terus bersama kami sejak saat itu.

Saat saya semakin besar, saya tidak pernah mempertanyakan posisinya dalam keluarga saya. Dalam pikiran saya saat itu, dia adalah keluarga khusus.

Orangtua saya saling mengisi sebagai pengajar. Ibu mengajarkan kepada saya apa yang baik dan apa yang buruk, dan ayah membimbing saya untuk patuh. Tetapi orang asing ini ... dia adalah penutur cerita. Dia dapat membuat kami terpesona selama berjam-jam dengan kisah petualangan, misteri, dan komedi.

Bila saya ingin tahu apa pun mengenai politik, sejarah, atau ilmu pengetahuan, dia selalu mengetahui jawaban mengenai masa lalu, memahami apa yang terjadi sekarang, dan bahkan tampaknya dapat meramalkan apa yang akan terjadi! Dia membawa keluarga kami menyaksikan pertandingan sepakbola yang seru. Dia membuat saya tertawa, dia dapat pula membuat saya menangis. Dia tidak pernah berhenti berbicara, tetapi ayah tampaknya tidak keberatan.

Kadang-kadang, diam-diam ibu bangkit dari duduk dan berjalan ke dapur mencari tempat yang tenang, sedangkan kami saling mengingatkan untuk diam dan mendengarkan apa yang dikatakannya. Mungkin ibu berdoa agar dia pergi.

Ayah membuat aturan moral dalam rumah, tetapi dia tidak mematuhinya. Kami tidak boleh mengumpat dalam rumah, teman dan tamu juga pasti diingatkan. Tetapi pendatang ini dapat berkata-kata tidak senonoh, yang dapat membuat kami malu. Dia tidak ragu-ragu membuka aib, menceritakan perselingkuhan, perceraian, perseteruan, tindak kekerasan, dan permusuhan dari banyak orang. Kadang-kadang dia menganggap kami seakan-akan orang bodoh dengan cerita yang tidak masuk akal. Walaupun berulang kali nilai-nilai yang dikemukakannya berlawanan dengan keyakinan orangtua saya, tetapi dia jarang diomeli. ... Dan dia TIDAK PERNAH diusir dari rumah kami.

Lebih dari empat puluh tahun berlalu sejak dia masuk ke rumah kami. Dia sudah menyatu dan sekarang dia sudah tidak demikian memikat seperti di masa lalu. Akan tetapi, dia masih ada di rumah orangtua saya, duduk di tempatnya menunggu orang yang mau mendengarnya berbicara dan melihat dia menampilkan gambar.

Namanya? ... Kami menyebutnya TV.

Sekitar 15 tahun yang lalu dia punya istri, kami menyebutnya ‘Komputer’.

Anak pertama mereka adalah “Telepon Seluler”. Anak kedua “I Pod”. Belum lama berselang lahirlah cucu mereka: “IPAD”. Ada juga sepupu mereka yang disebut “Blackberry”.

Bagian yang menakutkan dari cerita ini adalah mereka amat subur dan periode “kehamilan”-nya semakin lama semakin pendek! Selain itu daya pikat generasi baru ini jauh lebih besar dibandingkan dengan pendahulunya. Ukuran yang kecil dapat dibawa ke mana-mana, kemampuan menampilkan gambar lebih dapat dipilih, pilihan gambar dan video (dan game!) jauh lebih banyak dan mempesona. Akibatnya mereka mendekatkan yang jauh, tapi MENJAUHKAN YANG DEKAT.

Catatan: Setiap rumah tangga perlu membaca ini!

Diterjemahkan dan diedit dari artikel berjudul Stranger kiriman MLT

Salam,
Alexander Sindoro
Don’t learn safety by accident!

0 comments: