Dua pria berbeda dengan nama dan kisah yang sama persis
Pada tahun 1979, majalah German Das Besteran mengadakan lomba mengarang. Para penulis harus mengirimkan cerita yang tidak biasa, tapi harus berdasarkan kisah nyata. Pemenangnya, Walter Kellner dari Munich, akhirnya memenangkan lomba itu dan ceritanya dimuat.
Ia menulis tentang saat ia menerbangkan pesawat Cessna 421 antara Sardinia dan Sicily. Pesawatnya mengalami masalah di laut, mendarat di atas air, akhirnya ia terapung-apung dengan pelampung darurat cukup lama sebelum akhirnya diselamatkan.
Cerita ini tak sengaja dibaca oleh seorang warga Austria, yang namanya juga Walter Kellner, yang akhirnya menuduh si Kellner dari Jerman telah menjiplak ceritanya. Kellner dari Austria mengatakan bahwa ia menerbangkan pesawat Cessna 421 melewati laut yang sama, mengalami masalah mesin, dan akhirnya harus mendarat di Sardinia. Jadi pada intinya, itu cerita yang sama tapi dengan akhir yang berbeda.
Majalah tersebut mengecek kebenaran cerita mereka berdua, dan keduanya ternyata benar, bahkan nyaris sama persis!
Umberto Sang Raja dan Umberto Sang pemilik restoran
Pada 28 Juli 1900, Raja Italia Umberto I makan malam di sebuah restoran di kota Monza. Ternyata si pemilik restoran memiliki wajah yang sama persis dengan raja. Nama pemilik restoran itu juga Umberto dan nama istrinya juga sama dengan nama ratu, bahkan restoran itu dibuka pada tanggal yang sama dengan tanggal pelantikan raja. Si pemilik restoran Umberto mati tertembak keesokan harinya. Begitu pula Raja Umberto.
Baron dan ayahnya dibunuh oleh orang yang berbeda tapi memiliki nama yang sama
Claude Volbonne membunuh Baron Rodemire de Tarazone dari Perancis pada tahun 1872. Dan pada 21 tahun sebelumnya, ayahnya si Baron Rodemire de Tarazone telah dibunuh juga oleh seseorang yang lain yang juga bernama Claude Volbonne.
Jean Marie Dubarry 1813 dan Jean Marie Dubarry 1913
Pada 13 February 1746, seorang Perancis Jean Marie Dubarry dieksekusi karena telah membunuh ayahnya. Tepat 100 tahun kemudian, tanggal 13 February 1913, seorang Perancis juga yang juga bernama Jean Marie Dubarry dieksekusi juga karena membunuh ayahnya.
Eksekusi Green Berry Hiil di Greenberry Hill
Pada tanggal 26 November 1911, tiga orang pria dihukum gantung di Greenberry Hill di London setelah terbukti bersalah atas pembunuhan Sir Edmund Berry. Nama mereka bertiga antara lain Green, Berry dan Hill (jika ketiga nama pria tersebut digabung akan menjadi nama tempat eksekusi gantung ketiga pria tersebut)
Kembalinya Buku The Girl From Petrovaka
Aktor asal British Anthony Hopkins senang sekali saat ia mendapatkan peran utama dalam film yang berdasarkan sebuah buku berjudul The Girl From Petrovka yang ditulis George Feifer.
Beberapa hari setelah menandatangani kontrak, Hopkins pergi ke London untuk membeli buku tersebut. Ia mencoba beberapa toko buku tetapi tidak ada yang menjualnya. Saat menunggu kereta pulang di Leicester Square, ia melihat ada sebuah buku yang tergeletak begitu saja di kursi tunggu. Ajaibnya, ternyata itu buku The Girl From Petrovka. Ternyata kebetulan itu tidak sampai di situ saja.
Dua tahun kemudian, saat sedang syuting film di Vienna, Hopkins dikunjungi oleh George Feifer si pengarang buku tersebut.
Feifer menyebutkan bahwa ia kehilangan buku miliknya sendiri. Ia meminjamkan buku miliknya – dengan beberapa catatan tulisan tangannya sendiri – kepada temannya, yang kemudian kehilangan buku itu di suatu tempat di London.
Dengan terheran-heran, Hopkins menunjukkan Feifer buku yang ia temukan. "Ini bukunya?" tanyanya, "dengan catatan di pinggiran halamannya?" dan ternyata itu adalah buku milik Feifer yang telah hilang.
Major Summerford Tersambar Petir
Seorang petugas Inggris, Major Summerford, ketika sedang bertempur di daerah Flanders pada February 1918 terjatuh dari kudanya karena tersambar petir dan ia menjadi lumpuh dari pinggang ke bawah. Akhirnya Summerford pensiun dan pindah ke Vancouver.
Satu hari pada tahun 1924, saat ia memancing di pinggir sungai, sebuah petir menyambar pohon di mana ia sedang duduk dan melumpuhkan tubuh bagian kanannya. Dua tahun kemudian Summerford sudah cukup pulih dan sudah bisa berjalan-jalan di taman.
Dan suatua hari ia sedang berjalan-jalan di taman itu lagi di musim panas pada tahun 1930 dan sebuah petir kembali lagi menyambarnya, dan akhirnya melumpuhkan pria tersebut secara permanen. Ia meninggal dua tahun kemudian.
Empat tahun kemudian, terjadi badai, petir menyambar sebuah kuburan dan menghancurkan sebuah batu nisan. Dan tebak, siapa yang terkubur di bawah nisan itu? Yup! Major Summerford. Petir nampaknya belum puas dan masih mengejarnya sampai ke liang kuburnya. (Hei petir! Apa sih kesalahannya si Major Summerford???)
Ayah, anak dan cucu mati dengan cara dan di tempat yang sama
Pada tahun 1899 sebuah petir membunuh seorang pria saat ia berdiri di halaman belakangnya di Taranto, Italy. 30 tahun kemudian, anaknya mati dengan cara yang sama di tempat yang sama. Pada 8 October 1949, Rolla Primarda, cucu dari korban pertama dan anak dari korban kedua, menjadi korban yang ketiga.
Henry Ziegland seseorang yang mengira sudah berhasil menghindar dari takdir kematiannya
Pada tahun 1883, seorang pria bernama Henry Ziegland memutuskan hubungan dengan pacarnya. Karena stress gadis itu kemudian bunuh diri. Kakak laki-laki gadis itu sangat marah sehingga ia mengejar si Ziegland dan menembaknya.
Pria yang melakukan penembakan tersebut mengira ia telah membunuh Ziegland, dan akhirnya ia menggunakan pistolnya untuk membunuh dirinya sendiri. Dan ternyata Ziegland belum mati! Peluru tersebut ternyata hanya menggores wajahnya dan bersarang di sebuah pohon. Ziegland jadi yakin bahwa ia adalaha pria yang sangat beruntung.
Beberapa tahun kemudian, Ziegland memutuskan untuk menebang pohon itu, yang masih ada peluru di dalamnya. Tugas itu nampaknya sulit, sehingga ia memutuskan untuk meledakkannya dengan beberapa dinamit. Akhirnya ia meledakkan pohon tersebut, ternyata ledakan itu melontarkan peluru yang masih ada di dalam pohon tersebut ke kepala Ziegland dan membunuhnya.
Kembar identik dengan lika-liku kehidupan yang sama
Cerita tentang kembar identik yang nyaris sama hidup bersama biasanya menakjubkan, tapi mungkin tidak ada yang bisa menyamai cerita dua kembar identik yang lahir di Ohio. Kakak adik kembar itu terpisah saat lahir, diadopsi oleh keluarga yang berbeda.
Meski tak saling mengenal, kedua keluarga yang berbeda sama-sama menamai mereka James. Dan kebetulannya belum berhenti sampai di situ saja. Kedua James tumbuh besar tak saling mengenal, tetapi keduanya mencari pelatihan law-enforcement training, keduanya sama-sama memiliki kemampuan dalam menggambar mekanik dan pertukangan, dan mereka sama-sama menikahi wanita yang bernama Linda.
Mereka berdua punya putra, yang satu dinamai James Alan dan yang satu lagi menamai anaknya James Allan. Kedua kembar itu juga menceraikan istri mereka, dan menikahi wanita lain yang sama-sama bernama Betty. Dan mereka sama-sama punya anjing yang diberi nama Toy.
Empat puluh tahun setelah mereka terpisah, kedua kembar itu berkumpul kembali, dan kemudian berbagi cerita kehidupan mereka yang ternyata mirip satu sama lain! (Source: Reader’s Digest, January 1980)
Kisah novel (fiktif/tidak nyata/karangan) dan kisah nyata yang sama
Pada abad 19, Penulis horror terkenal, Egdar Allan Poe, menulis sebuah buku berjudul The narrative of Arthur Gordon Pym. Buku itu mengisahkan empat orang yang berhasil selamat dari kecelakaan di laut, mereka berada di kapal di laut terbuka berhari-hari sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk membunuh dan memakan petugas kabin yang bernama Richard Parker.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1884, sebuah kapal, Mignonette, tenggelam. Yang selamat hanya 4 orang, yang berada di kapal kecil berhari-hari. Kemudian diketahui, anggota kru yang lebih senior, membunuh dan memakan petugas kabin. Nama petugas kabin itu Richard Parker. (jangan-jangan penulis novel itu bisa menerawang masa depan ya?)
Kembar identik mati di waktu dan jalan yang sama
Pada tahun 2002, dua pria bersaudara kembar berumur 70 tahun mati dalam jam yang sama di jalan yang sama tapi kecelakaan yang berbeda di Finlandia.
Kakak kembarnya mati saat ia tertabrak kereta lori saat ia mengendarai sepedanya di Raahe, 600 kilometer dari Helsinki. Ia mati hanya 1.5 km dari tempat di mana saudaranya dibunuh. "Ini benar-benar kebetulan yang pantas diingat. Meskipun jalannya cukup padat, tapi kecelakaan tidak terjadi setiap hari," Petugas polisi Marja-Leena Huhtala saat diwawancara Reuters mengatakan "Saya jadi merinding saat saya tahu mereka ternyata bersaudara dan kembar identik. Saya jadi berpikir mungkin yang di ATAS sana punya rencana untuk hal ini." (Source: BBC News)
Joseph Aigner dan seorang Biksu Capuchin
Joseph Aigner adalah seorang pelukis potret pada abad 19 di Austria yang nampaknya seorang pria yang tidak bahagia. Ia beberapa kali mencoba bunuh diri. Pertama kalinya, saat berusia 18 tahun ia mencoba gantung diri, tetapi dicegah oleh kehadiran seorang asing yang ternyata seorang biksu Capuchin yang misterius.
Waktu berusia 22 tahun Joseph Aigner mencoba gantung diri lagi, tetapi ia lagi-lagi diselamatkan oleh biksu yang sama.
Delapan tahun kemudian, ia diajukan ke tiang gantungan karena kegiatan politiknya. Sekali lagi, hidupnya diselamatkan oleh campur tangan biksu yang sama. Pada usia 68, Aiger akhirnya berhasil bunuh diri, kali ini menggunakan pistol.
Upacara pemakamannya dipimpin oleh seorang biksu Capuchin yang sama, yang dimana biksu tersebut adalah seseorang yang sama sekali Aiger tak pernah tahu namanya. (Source: Ripley’s Giant Book of Believe It or Not!)
Fallon, uang taruhan $600 dan anaknya
Pada tahun 1858, Robert Fallon ditembak mati oleh teman-teman main pokernya. Menurut mereka, Fallon telah memenangkan $600 dengan cara curang.
Setelah posisi Fallon kosong dan tak ada satu pemain pun yang bersedia mengambil uang $600 yang penuh kesialan itu, mereka kemudian mencari dan akhirnya menemukan pemain baru untuk menggantikan posisi Fallon dan memberikan uang orang mati (baca: Fallon) $600 tersebut ke orang baru tersebut untuk dipertaruhkan.
Saat polisi tiba untuk menyelidiki pembunuhan, pemain baru itu telah melipatgandakan uang $600 menjadi $2,200. Polisi meminta agar $600 itu diberikan kepada keturunan Fallon dan ternyata pemain baru tersebut adalah anak Fallon, yang sudah tak pernah bertemu dengan ayahnya selama 7 tahun! (Source: Ripley’s Giant Book of Believe It or Not
Karakter dalam novel yang ternyata ada dalam kehidupan nyata
Ketika Norman Mailer memulai mengarang novelnya Barbary Shore, ia tak berencana menggunakan seorang mata-mata Rusia sebagai karakter dalam novelnya. Namun sembari ia menulis, ia akhirnya mulai memasukkan karakter baru yang merupakan seorang mata-mata Rusia sebagai karakter sampingan dalam cerita novelnya. Semakin ia menulis, seorang mata-mata tersebut menjadi karakter yang dominan yang hampir setara dengan karakter utama pada novel yang ia tulis.
Setelah novelnya selesai, U.S. Immigration Service menahan seorang pria yang tinggal satu lantai tepat di atas apartemen Mailer. Ia adalah Colonel Rudolf Abel, yang dicurigai sebagai seorang mata-mata Russia kelas atas yang bekerja di U.S. saat itu. (Source: Science Digest)
Tiga Pria Bingham Powell
Pada tahun 1920, tiga orang pria Inggris bepergian menggunakan kereta melalui Peru. Pada saat mereka berkenalan, hanya ada mereka di ruangan tersebut. Perkenalan mereka tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Pria pertama nama akhirnya Bingham, dan pria kedua nama akhirnya Powell. Pria yang ketiga ternyata bernama Bingham Powell. Mereka bertiga tidak berhubungan sama sekali.
Mati oleh taxi yang sama
Pada tahun 1975, saat sedang mengendarai motor di Bermuda, seorang pria tak sengaja tertabrak mati sebuah taxi.
Satu tahun kemudian, kakak laki-laki dari pria tadi mati dengan cara yang sama. Bahkan, ia mengendarai motor yang sama.
Tak hanya itu, ia juga ditabrak oleh pengendara taxi yang sama, bahkan taxi itu sedang membawa penumpang yang sama! WAW!!!
Kebetulan terlambat yang membawa berkah
Tahun 1950 di kota Nebraska ada 15 orang anggota paduan suara seharusnya berkumpul di gereja pada jam 7.20, dalam hidupnya mereka jarang sekali terlambat, bahkan hampir tidak pernah! tapi entah kenapa mereka semua datang terlambat pada hari itu karena berbagai alasan, tiba-tiba saja pada jam 7.25, gereja itu hancur ditabrak pesawat. 15 orang itu selamat secara kebetulan!
Joseph Figlock dan bayi yang terjatuh
Tahun 1976 seorang bayi jatuh dari lantai 14 dan mendarat tepat dalam pelukan seorang pria inggris yang bernama Joseph Figlock, setahun kemudian seorang bayi kembali jatuh dari lantai yang sama, dan kembali diselamatkan oleh Joseph Figlock
Cincing yang hilang, kembali dalam bentuk kentang
Seorang wanita belanda menemukan cincinnya sendiri yang telah lama hilang, cincin tersebut berada di dalam kentang yang hendak ia makan. Kemungkinan cincin tersebut jatuh ke ladang kentang dan akhirnya berada dalam kentang.
http://terselubung.blogspot.com
Tuesday, November 15, 2011
Peristiwa Kebetulan yang Aneh
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment