Friday, May 18, 2012

DONOR SPERMA

Sepasang suami istri sudah beberapa tahun menikah, namun belum dikaruniai anak. Lantas mereka berembuk dan memutuskan menggunakan pendonor sperma. Mereka tidak mau melakukan dengan teknik inseminasi oleh dokter. Tapi, langsung oleh pendonor.

Di hari H ketika pendonor yang dicarikan suami akan datang, suami pamit dan berkata, "Sayang, katanya dia datang sebentar lagi, jadi tunggu aja. Aku pergi dulu. Biar mama rileks mengerjakannya. Jangan pikirkan papa ya. Nikmati saja."
"Baik papa, mama akan mencoba sebaik mungkin untuk kita berdua. Mama tunggu kedatangannya di teras saja ya," balas istri harap-harap cemas.

Tak lama berselang, lewat di depan ruimah mereka, seorang fotographer yang melihat sang istri tampak menanti seseorang, ia beranikan menawarkan jasanya.

"Pagi bu! Saya datang untuk ...." Sapa fotographer itu. Belum lagi selesai berkata-kata, istri itu langsung menjawabnya, "Oh, iya, silakan. Langsung saja. Saya sudah menunggu anda sedari tadi." Meski tampak terkaget, fotographer itu segera menangkap peluang, "Benarkah? Saya spesialis bayi." Istri itu pun tambah sumringah, "Ya, memang itu yang kami butuhkan."

Fotographer segera mengambil kursi di sebelah istri itu dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Namun batal setelah istri itu pun dengan muka memerah bertanya, "Kira-kira kita mulai dari mana ya?"
"Serahkan pada saya ahlinya. Saya akan mulai 2x di bathtub, 3x di sofa dan 5x di kasur. Di ruang keluarga asyik juga. bisa benar2 leluasa!" Tegas fotographer.
"Bathtub, sofa? sampai berkali kali? Pantas saya dan suami selalu gagal," istri pun terhenyak mendengar jawaban itu.

"Ya, bu, tak ada yang bisa menjamin kesempurnaan. Tapi, kalau kita coba banyak posisi berbeda dan melakukan sampai 6-9 dari sudut yang berbeda, saya yakin anda akan puas sekali."
"HAH ! Banyak sekali?" teriak sang Istri.
"Saya harus gunakan waktu semaksimal mungkin. Bisa saja 5 menit, tapi anda mungkin kecewa."
"Baiklah" kata si istri.

Fotografer mengeluarkan album foto hasil jepretannya.
"Ini hasil yang kami lakukan di atas bus."
"Apa? Di atas bus?"
"Si Kembar itu termasuk sangat bagus, mengingat ibunya yang sangat sulit."
"Sulit?" tanya sang istri mulai bingung dan ketakutan.
"Yup, akhirnya kami harus ke taman agar bisa memuaskan. Banyak yang melihat dan menonton."
"Ada yanh melihat dan menonton?" tanya si istri sangat kaget.
"Yup, lebih dari tiga jam kami di sana. Ibu itu berteriak-teriak histeris. Sangat sulit bagi saya berkonsentrasi. Sekarang bila ibu sudah siap, saya pasang tripod"
"Tripod? Untuk apa itu tripod?"
"Iya, saya harus gunakan tripod untuk mengangkat peralatan saya, terlalu berat kalo tak disangga."

Istri itu langsung kehilangan keseimbangan. Tiba-tiba semua menjadi gelap.
"Lho ibu...!! ibu..., ibu...!!! Oh tidaak! Dia Pingsan!“

0 comments: