Konon antara dunia gaib dan manusia saling berdekatan. Tak jarang, manusia dianugerahi kemampuan - yang disebut indera keenam - untuk melihat wujud penghuni alam gaib. Dalam cerita rakyat Korea (Korea Utara dan Selatan), terdapat sejumlah urban legend yang populer di masyarakat. Berikut adalah sepuluh makhluk gaib yang populer di Korea.
1. Chollima
Chollima adalah sosok kuda bersayap yang berasal dari mitos China dan
umumnya digambarkan dalam budaya Asia Timur. Beberapa patung Chollima
bisa ditemukan di ibukota Korea Utara, Pyongyang. Itu juga merupakan
julukan untuk tim nasional sepak bola Korea Utara. Patung Chollima
melambangkan kepahlawanan, konstan, semangat juang rakyat Korea, inovasi
dan kemajuan yang begitu cepat. Salah satu patung Chollima yang
terkenal di Korea dapat ditemukan di Bukit Mansu, dan selesai dibangun
pada tanggal 15 April 1961.
2. Yaksa
Yaksa adalah nama dari jenis roh yang umumnya digambarkan baik hati,
yang bertugas untuk mengurus kekayaan alam yang tersembunyi di bumi dan
akar pohon. Mereka muncul dalam agama Hindu, Jain dan literatur Buddhis.
Dalam Hindu, Jain, dan teks Buddhis, Yaksa digambarkan memiliki
kepribadian ganda. Di satu sisi, Yaksa mungkin bisa bertindak ofensif,
jika itu terkait dengan hutan dan pegunungan. Yaksa perempuan, yang
dikenal sebagai yaksinis, digambarkan sebagai wanita muda yang cantik
dengan wajah bulat bahagia dan payudara dan pinggul yang penuh.
7. Gagak berkaki tiga atau Samjok-o
9. Munshin
Inilah sepuluh makhluk gaib yang populer dalam kebudayaan rakyat Korea. Semua daerah tentu punya cerita mistis yang melegenda. Percaya atau tidak, semua tergantung pada Anda. sumber
3. Gumiho
Gumiho adalah makhluk yang muncul dalam legenda rakyat Korea, dan
mirip dengan cerita manusia serigala di Eropa. Menurut dongeng, seekor
rubah yang hidup seribu tahun berubah menjadi gumiho (siluman rubah).
Dia kemudian dengan bebas dapat mengubah wujudnya antara lain, menjadi
seorang gadis cantik yang suka merayu pria, dan memakan hati atau
jantung mereka (tergantung pada legenda).
4. Jowangshin
Jowangshin adalah simbol dewi api dan perapian dalam perdukunan
Korea. Jowangshin telah menjadi salah satu dewa Korea yang paling
terkenal. Dewa ini dulunya begitu dipuja oleh rakyat Korea selama ribuan
tahun lamanya. Ritual pemujaan Jowangshin terutama berkembang di Korea
Selatan dan dalam setiap festival Jowangshin, dewa ini dihormati dengan
menyuguhkan Tteok (kue beras) dan buah-buahan di altar.
5. Dokkaebi
Dokkaebi (goblin) adalah makhluk gaib yang muncul dalam banyak cerita
rakyat Korea. Meskipun umumnya digambarkan menakutkan, Dokkaebi juga
sering digambarkan sebagai makhluk yang lucu. Makhluk-makhluk ini suka
berbuat jahil, terutama pada orang-orang jahat. Dokkaebi bukanlah hantu,
karena ia tidak merasakan kematian. Ia hadir ke dunia melalui
transformasi dari benda mati. Dokkaebi juga juga diceritakan memiliki
topi yang disebut dokkaebi gamtu. Konon manusia yang memakainya dapat
memiliki kekuatan tembus pandang.
6. Telur hantu atau Dal Gyal Gwishin
Telur hantu mengacu pada dalgyal guishin, semacam hantu yang populer
di Korea. Namanya berasal dari kemiripannya dengan telur. Ia tidak
memiliki lengan, kaki, kepala, mata, hidung, atau bahkan mulut. Konon
jika seseorang dapat melihat hantu telur, ia akan segera mati. Asal-usul
dan kepribadian dari hantu ini tidak signifikan. Banyak mitos
mengatakan bahwa beberapa dari hantu telur telah berubah menjadi telur,
menyembunyikan diri, dan keluar ketika mereka ingin.
7. Gagak berkaki tiga atau Samjok-o
Gagak berkaki tiga adalah makhluk yang ditemukan di berbagai mitologi
dan seni Asia Timur dan Afrika Utara. Makhluk ini diyakini menghuni dan
mewakili matahari. Makhluk juga ditampilkan dalam mitos Mesir, di mana
ia muncul pada mural dinding. Dalam mitologi Korea, gagak berkaki tiga
dikenal sebagai Samjok-o. Selama pemerintahan Kerajaan Koguryo, Samjok-o
menjadi simbol yang sangat dihormati.
8. Cheukshin
Cheukshin diyakini berwujud sebagai seorang gadis muda dengan rambut
sepanjang 150 cm. Dewa tertinggi Cheonjiwang yang marah padanya
mengasingkannya ke kakus dan dewi dapur Jowangshin, dikisahkan telah
menghabiskan banyak waktunya untuk menghitung semua rambut makhluk itu.
Selama tiga hari dalam penanggalan lunar ke-6, kakus harus dihindari
agar manusia tidak memprovokasi kemarahan Cheukshin.
9. Munshin
Munshin adalah dewa pintu dalam legenda rakyat Korea. Penyembahan
Munshin paling banyak ditemukan di Pulau Jeju, di mana Munshin (dikenal
sebagai Munjeon) adalah salah satu dewa yang paling banyak disembah.
Penduduk Pulau Jeju percaya pada dua dewa pintu, yakni Ilmunshin, dewa
pintu depan, dan Dwitmunshin, dewa pintu belakang. Ritual untuk Munshin
disebut Munjeonje. Ritual ini terjadi pada Lunar Januari atau Lunar
Maret. Dalam ritual Munjeonje, seorang dukun akan mengorbankan seekor
ayam jantan, yang darahnya kemudian disemprotkan pada pintu, dan
kepalanya dikubur di pintu.
10. Teojushin
Teojushin adalah pelindung tanah di mana rumah dibangun dan juga dikenal sebagai Jishin atau dewi bumi. Di Honam, tidak ada entitas yang menyerupai Teojushin. Namun, ada dewa yang disebut Cheollyungshin, pelindung Jangdok, atau wadah saus. Dibandingkan dengan dewa lain seperti Jowangshin atau Seongjushin, Teojushin kurang dikenal di Korea, namun dia tetap merupakan dewa penting dalam mitologi Korea.
Inilah sepuluh makhluk gaib yang populer dalam kebudayaan rakyat Korea. Semua daerah tentu punya cerita mistis yang melegenda. Percaya atau tidak, semua tergantung pada Anda. sumber
0 comments:
Post a Comment