Wednesday, June 20, 2012

MEMINDAHKAN RASA SAKIT

Sepasang suami istri yang akan memiliki anak pertama memeriksakan kandungan.

"Bapak dan ibu apakah ingin mengikuti program memindahlan rasa sakit yang diderita ibu ketika melahirkan?" Tanya dokter.
"Maksudnya istri saya yang cantik ini tak akan merasakan sakit waktu melahirkan?" ujar suami yang nama kecilnya Avie. Di sebelahnya Indy, begitu nama kecil istrinya, menebar senyum cantiknya. Ehm.

"Ya, program yang baru ini akan memindahkan rasa sakit ibu ketika melahirkan secara otomatis kepada bapak jabang bayi," jelas dokter, "istri sama sekali tak merasakan sakit."

Setelah sekali lagi melihat wajah istrinya yang sungguh cantik itu, Avie menganggukan kepala, "Baiklah dok. Kami akan ikut program itu."

Ketika memasuki masa melahirkan pun tiba, Avie dan Indy pun kembali ke rumah sakit. Tentu saja mereka siapkan semua keperluan untuk sang jabang bayi yang akan lahir. Dokter dan timnya sudah menyiapkan pula keperluan untuk memindahkan rasa sakit ketika melahirkan ibu yang melahirkan ke bapak bayi itu.

Berbaring sekitar dua meter dari tempat Indy berbaring, Avie tampak dipasangi peralatan yang terhubung ke Indy. Ada berbagai kabel yang menghubungkan Avie dan Indy. Indy lagi-lagi menebar senyum yang teramat manisnya. Ia melihat Avie yang terbaring di sisinya sekan hendak mengatakan, "Sabar, ya, Mas. Berbagai rasa sakit gak apa kan." Avie pun membalas senyum teramat manis dari Indy, istrinya itu.

Namun, selama proses melahirkan, sama sekali Avie tak meraasakan sakit apa pun. Begitu pula dengan Indy. Semua lancar-lancar saja. Tak sbagaimana dikuatirkan Avie, dirinya akan merasakan kesakitan yang sungguh luar biasa.

Sampai kemudian mereka berdua mendengar keributan di luar kamar bersalin. Salah seorang paman Indy yang ikut serta mengikuti proses kelahiran ini, menggelepar kesakitan di perutnya yang kemudian terpaksa dibopong ke ruang operasi.

Avie dan Indy saling memandang. Dan, Avie pun bertanya dalam hati kenapa pamannya Indy yang tinggal di seberang jalan rumah mereka yang justru merasakan kesakitan itu.

Duh.

moral cerita : jangan memindahkan rasa sakit ke orang lain yang tak bersalah. duh.

0 comments: